Menyelamatkan Nyawa
Selamat Pagi! Sahabat yang baik hati, marilah menggunakan waktu sejenak di pagi hari ini untuk berdoa, membaca dan merenungkan firman Tuhan sebagai sumber kekuatan, inspirasi dan motivasi bagi kita dalam beraktivitas. Jumat, tgl. 9/11/2018.
Firman Tuhan *_Markus 8:35_* *(TB) Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.*
*_Markus 8:35_ Ai na naeng paluahon hosana, mangagohonsa do; alai na agoan hosa ala ni Ahu dohot ala ni barita na uli i, i do paluahonsa.*
Mark 8:35 (RSV) For whoever would save his life will lose it; and whoever loses his life for my sake and the gospel's will save it.
Nyawa adalah segalanya; tidak ada seorang pun dapat bernegosiasi dengan taruhan nyawa. Apapun kita lakukan jika sudah nyawa menjadi taruhannya. Lihatlah misalnya jika terjadi hal buruk, seseorang mengancam hidup kita opsi nyawa atau uang, orang rela kehilangan harta yang penting nyawanya selamat. Demikian dengan penyakit, tidak sedikit orang rela menghabiskan uang yang dia cari selama hidupnya untuk kesembuhan dari sakit. Namun ada juga orang karena terus bekerja mengabaikan kesehatannya. Dalam kasus lain manusia ini sangat unik, manusia tidak rela dihina dan ditindas, maka untuk mengembalikan hak, harga diri orang mau menyabung nyawa. Dalam pandangan demikian Alkitab menyapa: Untuk apa kita memperoleh segala sesuatu di dunia kalau kehilangan nyawanya?
Alkitab mengajarkan bahwa nyawa kita sangat berharga. Nyawa adalah pemberian Allah pada manusia. Ketika manusia diciptakan Allah segambar dengan rupa Allah, maka Tuhan menghembuskan napas kehidupan. Kejadian 2:7 (TB) ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Kita disebut makhluk hidup karena nyawa.
Allah menempatkan manusia di Taman Eden dan memelihara hidup mereka dengan satu ketentuan menuruti perintah Allah.
Namun sangat disayangkan manusia tidak menuruti perintah Allah, sehingga harus kehilangan nyawanya. Bukankah Allah telah berfirman, sekali engkau memakannya kamu akan mati. (Bac Kej 2:17). Sekalipun demikian, Tuhan tidak menghendaki manusia kehilangan nyawanya karena itulah Allah sendiri mengutus anakNya yang tunggal ke dunia ini dan rela mati di kayu salib untuk menyelamatkan nyawa kita. Tidak ada pengorbanan yang lebih berharga dari itu; rela mati untuk menyelamatkan orang lain. Roma 14:7, 9 (TB) Sebab tidak ada seorang pun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorang pun yang mati untuk dirinya sendiri.
Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
Dengan penebusan Kristus, nyawa kita adalah milik Allah. Keselamatan kita dijamin oleh Allah. Satu-satunya cara memelihara keselamatan nyawa kita adalah melakukan kehendak Allah. Tidak yang lain; menyelamatkan nyawa kita tidak dapat dilakukan dengan memiliki harta di dunia ini. Tak ada alat pernapasan apapun yang dapat kita beli untuk memperpanjang napas kita. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat memperpanjang nyawanya, menambah hari-hari hidupnya. Semuanya atas kuasa dan kehendak Allah. Maka memelihara nyawa kita adalah hidup di dalam iman. Orang yang mempertahankan iman sekalipun harus kehilangan nyawanya dia tidak kehilangan nyawanya karena yang dipertahankan adalah imannya.
Sahabat yang baik hati, nats ini menjadi prinsip yang kuat bagi orang percaya. Tidak sedikit orang yang rela kehilangan nyawa (mati martyr) karena mempertahankan iman. Itu telah terjadi sejak gereja mula-mula, meneladani pengorbanan Kristus yang setia hingga rela mati di kayu salib. Tugas kita saat ini adalah bagaimana orang percaya tetap setia dalam perubahan jaman. Jika kita mencintai nyawa kita dan hendak memperoleh kehidupan yang kekal, maka apapun yang terjadi, kita harus tetap setia di dalam Iman.
Sahabatku, Tuhan memberkati saudara dengan melimpahkan segala kebaikan dalam hidup saudara. Amin!
Comments
Post a Comment