Adu Program Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden
Malam ini, Kamis, 15 Nopember 2018, Pukul 19.30 WIB akan diselenggarakan 'Adu' Program Ekonomi Capres/Cawapres di Metro TV (Life Diolog). 'Adu' program ekonomi akan menghadirkan perwakilan tim kampanye dari masing masing paslon capres/cawapres, dan pengamat ekonomi.
Bicara dan dialog tentang Program Ekonomi (Economy Programme), maka diskusi adu program ini, sebenarnya sudah masuk kepada substansi utama, yang akan dilakukan oleh masing masing paslon capres/cawapres.
Dalam literatur (buku buku pelajaran) Ilmu Ekonomi (Economy Science), setidaknya dapat digunakan sebagai landasan konseptual program ekonomi (conseptualize economy programme), landasan implementasi program, dalil, teori dan model dalam rangka membuat formulasi program program ekonomi yang akan ditawarkan, diluncurkan, dan tentunya setelah menyandingkannya dengan dinamika data dan informasi ekonomi (economy date and information) dan non ekonomi, baik dalam lingkup lokal, nasional dan internasional. Atau sering disebut dengan perbandingan data, informasi dan program ekonomi antar negara).
Melalui tulisan ini, Saya menyampaikan 3 (tiga) komponen permasalahan pokok ekonomi (clasic economy problem), yg secara umum selalu dihadapi oleh setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Pertama, permasalahan pengangguran (employment). Kedua, permasalahan kemiskinan (poperty). Ketiga, permasalahan pemerataan pendapatan (gap income).
Dengan demikian program ekonomi yang ditawarkan (economy purpose) dan diadu adalah program ekonomi yang mampu mengatasi ketiga permasalahan mendasar tersebut.
Oleh karena itu, fokus dari adu program ekonomi capres/cawapres adalah : Apa (What) program ekonomi yang akan ditawarkan masing masing paslon capres/cawapres untuk mengatasi pengangguran, kemiskinan dan pemerataan pendapatan? Apa programnya, dan apa yg diprioritaskan? Berapa targetnya? Kapan (When) dilaksanakan? Siapa (Who) sasarannya? Dimana (Where) dilaksanakan? Bagaimana (How) cara mewujudkan program tersebut? Dan selanjutnya....
Dalam ilmu ekonomi, ada 2 instrumen kebijakan ekonomi (economy instrument policy) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ekonomi, yaitu : (1) kebijakan fiskal (fiscal policy), yaitu kebijakan yang berkaitan dengan aspek perpajakan (tax), atau aspek penerimaan (pendapatan) (national income) dan pengeluaran (perbelanjaan) (national expenditure). (2) kebijakan moneter (monetery policy), yaitu kebijakan yang berkaitan dengan aspek suku bunga, inflasi, kurs mata uang, IHSG, dan lembaga keuangan bank dan non bank (financial institution).
Kedua kebijakan ini selalu digunakan untuk menjawab permasalahan ekonomi, seperti pengangguran, kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Dan pengalaman ekonomi, banyak negara, telah berhasil mengatasi permasalahan ekonomi dengan menggunakan kedua instrumen kebijakan tersebut.
Dalam hal pemerataan pendapatan (income distribution), maka melalui kebijakan fiskal, dapat dilakukan dengan transfer APBN kepada daerah (APBD = DAU, DAK, dll), desa (dana desa/APBdes) , dan sektor yg dianggap sebagai dapat menjadi lokomotif pemerataan pendapatan, misalnya sektor pertanian, perikanan, peternakan, dll.
Demikian halnya dari sisi kebijakan moneter, maka dalam menanggulangi pengangguran, dapat dilakukan dengan cara pemberian modal usaha, dgn suku bunga terjangkau, untuk melahirkan pengusaha baru (wirausaha baru/new enterpreneur) dari kelompok masyarakat yang masih menganggur.
Selain itu, kebijakan moneter dapat juga digunakan utk mengatasi pengangguran dengan cara pemberian subsidi bunga bagi badan usaha yg banyak menyerap tenaga kerja, termasuk dalam hal ini adalah koperasi, UKM, dan BumDes.
Demikian pula, kebijakan moneter dapat juga dilakukan untuk menurunkan jumlah kemiskinan, dengan cara mengendalikan laju inflasi (menjaga stabilisasi harga harga kebutuhan, utamanya sembako).
Dan tentu masih banyak hal hal yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka mencermati adu program ekonomi paslon capres/cawapres yg akan dilaksanakan pada malam hari ini.
Oleh : Yonge L. V. Sihombing, SE, MBA
0813 6057 8435
Bicara dan dialog tentang Program Ekonomi (Economy Programme), maka diskusi adu program ini, sebenarnya sudah masuk kepada substansi utama, yang akan dilakukan oleh masing masing paslon capres/cawapres.
Dalam literatur (buku buku pelajaran) Ilmu Ekonomi (Economy Science), setidaknya dapat digunakan sebagai landasan konseptual program ekonomi (conseptualize economy programme), landasan implementasi program, dalil, teori dan model dalam rangka membuat formulasi program program ekonomi yang akan ditawarkan, diluncurkan, dan tentunya setelah menyandingkannya dengan dinamika data dan informasi ekonomi (economy date and information) dan non ekonomi, baik dalam lingkup lokal, nasional dan internasional. Atau sering disebut dengan perbandingan data, informasi dan program ekonomi antar negara).
Melalui tulisan ini, Saya menyampaikan 3 (tiga) komponen permasalahan pokok ekonomi (clasic economy problem), yg secara umum selalu dihadapi oleh setiap negara di dunia, termasuk Indonesia. Pertama, permasalahan pengangguran (employment). Kedua, permasalahan kemiskinan (poperty). Ketiga, permasalahan pemerataan pendapatan (gap income).
Dengan demikian program ekonomi yang ditawarkan (economy purpose) dan diadu adalah program ekonomi yang mampu mengatasi ketiga permasalahan mendasar tersebut.
Oleh karena itu, fokus dari adu program ekonomi capres/cawapres adalah : Apa (What) program ekonomi yang akan ditawarkan masing masing paslon capres/cawapres untuk mengatasi pengangguran, kemiskinan dan pemerataan pendapatan? Apa programnya, dan apa yg diprioritaskan? Berapa targetnya? Kapan (When) dilaksanakan? Siapa (Who) sasarannya? Dimana (Where) dilaksanakan? Bagaimana (How) cara mewujudkan program tersebut? Dan selanjutnya....
Dalam ilmu ekonomi, ada 2 instrumen kebijakan ekonomi (economy instrument policy) yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ekonomi, yaitu : (1) kebijakan fiskal (fiscal policy), yaitu kebijakan yang berkaitan dengan aspek perpajakan (tax), atau aspek penerimaan (pendapatan) (national income) dan pengeluaran (perbelanjaan) (national expenditure). (2) kebijakan moneter (monetery policy), yaitu kebijakan yang berkaitan dengan aspek suku bunga, inflasi, kurs mata uang, IHSG, dan lembaga keuangan bank dan non bank (financial institution).
Kedua kebijakan ini selalu digunakan untuk menjawab permasalahan ekonomi, seperti pengangguran, kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Dan pengalaman ekonomi, banyak negara, telah berhasil mengatasi permasalahan ekonomi dengan menggunakan kedua instrumen kebijakan tersebut.
Dalam hal pemerataan pendapatan (income distribution), maka melalui kebijakan fiskal, dapat dilakukan dengan transfer APBN kepada daerah (APBD = DAU, DAK, dll), desa (dana desa/APBdes) , dan sektor yg dianggap sebagai dapat menjadi lokomotif pemerataan pendapatan, misalnya sektor pertanian, perikanan, peternakan, dll.
Demikian halnya dari sisi kebijakan moneter, maka dalam menanggulangi pengangguran, dapat dilakukan dengan cara pemberian modal usaha, dgn suku bunga terjangkau, untuk melahirkan pengusaha baru (wirausaha baru/new enterpreneur) dari kelompok masyarakat yang masih menganggur.
Selain itu, kebijakan moneter dapat juga digunakan utk mengatasi pengangguran dengan cara pemberian subsidi bunga bagi badan usaha yg banyak menyerap tenaga kerja, termasuk dalam hal ini adalah koperasi, UKM, dan BumDes.
Demikian pula, kebijakan moneter dapat juga dilakukan untuk menurunkan jumlah kemiskinan, dengan cara mengendalikan laju inflasi (menjaga stabilisasi harga harga kebutuhan, utamanya sembako).
Dan tentu masih banyak hal hal yang dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka mencermati adu program ekonomi paslon capres/cawapres yg akan dilaksanakan pada malam hari ini.
Oleh : Yonge L. V. Sihombing, SE, MBA
0813 6057 8435
Comments
Post a Comment