Siapakah Ibu itu Bagi mu?
Sembilan bulan Dia mengandung kita, Dia membawa kita kemana-mana hingga pingganggangya akan membengkok ke depan. Ia selalu berdoa buat keselamatan kita karena saat itu kita tidak mempunyai kekuatan apa-apa. Ia akan selalu berjalan, duduk dan tidur dengan hati-hati, itu dilakukan agar kita yang di dalam kandungan dapat tidur dengan nyenyak. Saat kita berkembang di kandungannya, Dia bangga dengan tendangan-tendangan kita walau kadang tendangan itu justru membuat sesak di hati dan jantungnya. Saat bulan ke-tujuh, Ibu akan mempersiapan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan kita, mulai dari pakaian terbaik yang dapat Dia sediakan untuk kita pakai saat pertama kali kita ada di dunia ini, seperti apa pakaian kita saat pertama kali dilahirkan itulah yang terbaik yang dapa Ibu berikan buat kita, mungkin itulah kemampuannya agar kamu terlihat cantik/gagah saat memakainya. Saat lahiran, Ia mepertaruhkan nyawanya untuk melahirkan, kita lahir bercampur apa? Tentunya darah, darah yang begitu banyak, darah ibu kita. Ia akan berteriak kencang menahan rasa sakitnya agar kita tidak terlalu lama terhempit disana, Ibu tidak peduli apa yang akan terjadi saat melahirkan kita yang Ibu tahu kita terlahir dengan selamat, Ibu lebih mencintai kita daripada nyawanya sendiri. Saat kita menangis pertama kali di dunia, Ibu akan tersenyum bahagia, ia akan bergerak agar secepatnya dapat melihat wajah kita, memeluk dan mencium kita, tapi lihat ternyata wajahnya pucat, keringatnya bercucuran, darahnya tercurah kemudian saat dia pastikan kita selamat barulah Dia sadar bahwa dia ternyata sudah begitu lemah, Dia akan terlentang untuk mengumpulkan tenaga lagi. Setelah lahir, kita makan apa? Belum bisa makan apa2-apa, ASI toh yg buat kita hidup. Dengan kondisinya yang lemah dan kekurangan darah tetapi kita akan tetap mengisapnya serasa tak menghiraukan kondisinya, mengisap enegi ibu itu lagi, kita akan tersenyum ketika ketika kita menikmati air dari tubuh ibu kita, menggerak-gerakkan jari kita dan memandang-mandang ibu kita tanpa ada rasa kasihan dari kita tetapi Ibu akan tetap kuat tidak akan menunjukkan bahwa Ia sedah lemas. Setelah kita kenyang kita ajan tertidur pulas, tetapi ibu akan makan dan minum sembari nenunggu kita terbangun agar ketika kita terbangun Ibu siap untuk menyusui kita kembali. Setelah kita kenyang kita buang air kecil dan besar sesuka kita, tetapi ibu selalu sabar membersihkan dan mengganti pakaian kita. Saat kita sudah bisa makan, ibu akan pura-pura kenyang supaya kita dapat makan sepuas kita. Begitu terus, kita dirawat, disekolahkan, dibimbing, dan didalam doanya akan selalu disebut nama kita. Namun Saat kita sudah dewasa, dapat berdiri dengan tegab dan gagah, sudah bekerja, mungkin kamu sudah terbang kemana-mana, bertemu debgan beribu manusia, adakah kasih sayang yang kamu temukan lebih tulus dan lebih iklas dari kasih ibu?
Seberapa besar usahamu untuk membahagiakan ibu mu? Bukan seberapa banyak uang yang sudah kamu beri kepadanya, tetapi seberapa besar usaha mu untuk tidak menyakiti hati ibu mu dengan kata-kata mu?
Satu hal harus kamu tahu, apapun kondisimu saat ini, apapun pekerjaan mu, tukang sapukah? pembersih kelilingkah? Tukang cuci? Atau bahkan gaji mu yang tak cukup untuk biaya hidup mu?, ingat kamu TETAP YANG TERBAIK BAGI IBU MU dibanding orang2 yg mungkin jauh di atas mu, dibanding orang-orang yang tak sebanding dengan mu, baginya kamu terhebat dan terbaik dalam hidupnya. Untuk itu, mari peluk ibu kita dan/atau jika tidak bersama denganya seringlah bertelepon denganya karena dengan itu Ibu merasa berhasil dalam melahirkan dan memperanak kamu.
Sayangi Ibu...
Cintai Ibu...
Bahagiakan Ibu...
Salam,
Jw. Banjarnahor
Comments
Post a Comment