Stories of Irvan Viktor


Irvan Viktor, lahir 15 januari 1992 yang lahir di kota metropolitan Jakarta, dan sekarang tinggal di kota medan, saya mempunyai 4 Orang saudara laki laki dan 1 Saudara perempuan.  Saya berasal dari keluarga yang tidak kaya raya dan tidak serba kekurangan. Di jakarta orang tua saya adalah penjahit baju dan sekaligus menjual baju bapak yang jahit sekaligus membuat baju untuk dijual. Sedangkan ibu menjual baju yang di buat oleh ayahku.

Di sini aku tidak akan membahas mengenai hobi dan cita-cita, namun saya akan menceritakan sedikit memori tentang saya menjalani sekolah dasar hingga selasai perkuliahan. Ok mari kita mulai ceritanya.................................!!!!!

Saya pernah bersekolah Sekolah Dasar (SD) dikota jakarta, namun saya lupa sekolah apa pada saat itu. Saya masih ingat sekali pada saat hari pertama bersekolah di antar oleh ibu, dan di saat masuk memulai kelas di sekolah saya selalu melihat ke arah keluar  apakah ibu saya pergi atau tidak begitulah yang terbenak dalam hati karena takut di tinggal pergi. Sebagai anak yang mempunyai orang tua yang sibuk, saya hanya di antar di hari pertama bersekolah, untuk hari-hari berikutnya saya selalu pergi sendirian. pergi dengan sangat senang pulang pulang sangat lapar. heheehehehe


Kehidupan di kota jakarta tidak berlangsung lama, krisis ekonomi pada tahun 1998 membuat usaha orang tua bangrut dan harus pulang kampung. Pada saat itu kami sekeluarga pulang kampung ke Kota Tebing tinggi, Tepatnya di Desa Sei Bamban rumah Nenek orang tua dari  bapak,  dan saat itu saya langsung di daftarkan di SD Inpres Simpang III Sei Bamban. Dan memulai bersekolah seperti biasanya, saya mulai belajar dan mengetahui bahasa daerah di sana yaitu bahasa batak toba, mulai bergaul dan bermain. Namun di tebing tinggi  kami sekeluarga tidak lama, keluarga memutuskan untuk pindah lagi ke Labuhan batu, tepatnya di Desa Aek Pamingke dan disana bertempat tinggal di dekat rumah kakek dari ibu, dan disana saya bersekolah di SD 112301 Aek Pamingke, saya mempunyai teman akrap yang benama Jonneri Marpaung, Eko Sitompul.


Banyak pergumulan yang mungkin di alami oleh orang tua yang tinggal di dekat kakek, mungkin banyak interppensi dari kakek ke dalam keluarga membuat saat itu kedua orang tua saya harus memutuskan merintis lahan kosong (hutan) di daerah rokan hulu riua dan menitipkan saya dan adik saya Johannes Firdaus di rumah kakek. Dan tidak berlangsung lama tidak tahu apa alasanya saya dan adik saya kembali di pindahkan dari pamingke ke tebing tempat opung dari bapak. Saya kembali bersekolah di SD inpres bersama Adik saya Johannes.Hidup di rumah nenek pada saat itu mulai pikun, jelas sangat saya ingat begitu susahnya untuk bersekolah dan jauh dengan orang tua, hampir semua kegiatan bersekolah orang tua tidak lagi mengurusnya, mulai dari masalah nilai, baju sekolah, buku, uang saku, dan lain lain. Ada rasa sedih dan semburu pada saat teman menunjukan bahwa rapot yang di terima di sekolah di lihat dan ditandatangan langsung oleh orang tua. Saya tidak lah merupakan siswa yang pintar, tp saat itu saya sangat benar-benar rindu kedua orang tua melihat dan menandatangani rapot yang saya terima dari sekolah.


Nenek yang cerewet dan suka memukul sudah saya rasakan bersama adik saya Johannes. Di mata opung salah sedikit kita langsung di pukul dan di caci maki. Kami sering sekali lari kerumah bibi ( Namboru) apabila opung marah.


Kehidupan keras dan mandiri sudah memempah saya.  Mulai belajar bertanggung jawab terhadap adik yang saat itu tinggal bersama, saya sangat keras kepada adikku, sifat suka mengatur pada saat itu mulai keluar, dan itu semua karna saya tidak ingin aku dan adik di marah oleh opung. Dan mungkin itu yang membuatnya mulai membenciku hingga saat ini.


Kelas 6 Saya dan adik kembali di pindahkan oleh orang tua untuk besekolah di Rokan Hulu, tepatnya SD 007 Pasir Intan. Di sana Kami Bersekolah bersama dengan Dua adik yaitu : Johannes dan Alfredo. Jarak dari rumah dan sekolah pada saat itu ± 5 KM. Dan kami harus berjalan  dari tengah perkebunan karna pada saat itu keluarga belum mempunyai kendaraan. Setiap pagi adik saya selalu menangis membayangkan perjalanan yang begitu sangat jauh. Namun saya sebagai anak pertama tidak ingin menunjukan kesedihan kepadanya dan selalu memberi semangat dengan angan2 makanan yang ada di sekolah.


Bersekolah di sana memang sangat melelahkan, namun saya dapat menelesaikan Sekolah SD dan SMP di rokan Hulu. Banyak kesan selama menjalani sekolah di rokan Hulu, mulai dari jarak rumah ke sekolah, jalan yang melewati sungai yang  banjir apabilai hujan, dan bersekolah tidak memakai sepatu di kelas pun pernah saya alami.


Lulus dari SMP saya melanjutkan SMA N 1 Sei bamban, saya tinggal di rumah Namboru Loren pada saat itu, Namboru ini mempunyai anak 1 Putri dan 2 Putra, yang putri bernama Sopia Loren ( kakak Cerewet tapi baik) dan anak laki-lakinya yang bernama: Jonson (lae awak), Jhon Hendri (lae awak Juga), dan Novel (lae juga).


Di SMA aku mulai mengenal rasa, essttt!!!! Mulai menyukai, dan mulai di sukai, Di SMA juga banyak kenangan yang sangat indah, mulai dari berdekatan dengan orang yang kita cintai, berbicara dengan nya dan mengungkapkan rasa. Asikkk.....!!!!


Di SMA aku mempunyai teman yang baik dan yang jahat. Yang baik adalah yang ku anggap best friends for ever. Teman taman yang baik itu adalah Esa Sianipar, Bartino Sianipar, Boy aron sianipar ( Bukan Trio Sianipar), untuk teman yang tidak di sebut maaf ya. “kita tetap friend. Dan yang jahat lupakan aja ya. Hehehehh.


Untuk cerita masa kuliah kita sambung di lain waktu....

Mohon maaf apabila ada kesalahan menulis dan kesalahan bahasa. Namun saya mengharapkan kritik dan saran dari teman2 untuk kesempurnaan cara penulisan saya. terima kasih.

Irvan Viktor

Comments

Popular posts from this blog

OPERASI INTELIJEN KEJAKSAAN TIDAK TERLEPAS DARI SIKLUS RODA PERPUTARAN INTELIJEN (RPI)

SANKSI HUKUM BANDAR NARKOBA, PENGEDAR & KURIR NARKOBA

Waspadai... Kebiasaan yang Bikin Otakmu Kerdil Hingga Rusak,